Friday, August 10, 2012

Laporan Biologi


BAB I
Pendahuluan
A . Latar Belakang  :
                Pertumbuhan : Proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume atau jumlah) yang bersifat irreversible. Ada pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.  Sedangkan perkembangan adalah proses pertumbuhan yang diikuti dengan kedewasaan.  Faktor yang mempengaruhi ada dua golongan, yakni faktor internal (genetis dan fisiologi) dan faktor eksternal (temperature, cahaya, air, pH, oksigen dan nutrisi).
B.  Rumusan Masalah :
                a. Bagaimana perbandingan laju pertumbuhan tinggi tanaman kacang merah dan tomat yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup dengan tanaman kacang merah tomat yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya yang kurang?
                b.  Apa perbedaan antara biji yang direndam dan tidak direndam ?

C. Tujuan Peneletian :
                Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah :
                a. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan antara tumbuhan yang berada di tempat yang intesitas cahaya cukup dan yang tidak
                b. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan antara biji yang direndam dan tak direndam

D. Manfaat Penelitian :
                Manfaat penelitian yang kami lakukan adalah :
a.       Mengetahui faktor-faktor pertumbuhan Kacang merah dan tomat
b.      Dapat menerapkan penanaman kacang merah dan tomat yang lebih efektif dan efisien



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.   Perkecambahan
Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan menjadi tumbuhan dewasa. Adapun tahapan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sehingga terjadinya perkecambahan adalah sebagai berikut.
1.      Pembelahan sel : Jumlah bertambah banyak
2.      Spesialisasi                   : Sel-sel yang sejenis berkelompok
3.      Diferensiasi sel  : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi
4.      Organogenesis sel         : Proses pembentukkan organ-organ tumbuhan
5.      Morfogenesis sel           : Organ satu dengan yang yang lain memiliki kekhususan dalam bentuk dan fungsi
6.      Perkecambahan            : Proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup baru
Urutan proses perkecambahan diawali dengan proses imbibisi, yaitu masuknya air kedalam biji. Kemudian dilanjutkan dengan aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme yang digunakan untuk membongkar cadangan makanan dalam kotiledon/endosperm. Hasil pembongkaran tersebur berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel dan pertumbuhan embrio. Selanjutnya embrio tumbuh dan berkembang.
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan atas dua tipe, yaitu perkecambahan hipogeal dan perkecambahan epigeal.
1.   Perkecambahan Hipogeal
Apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas atau epikotil sehingga daun lembaga tertarik ke atas tanah tetapi kotiledon tetap di dalam tanah.  Contoh: perkecambahan pada biji kacang tanah dan kacang kapri.

 2.   Perkecambahan Epigeal
Apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah. Contoh: perkecambahan pada biji buncis dan biji jarak.

B.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1.      Faktor Internal
a)      Genetik (hereditas)
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup. Gen bekerja untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan.
b)      Enzim
Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup (biokatalisator). Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim. Perbedaan jenis gen menyebabkan terjadinya perbedaan respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama.
c)      Hormon (fitohormon)
Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya. Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon yaitu
 a. Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, giberelin dan sitokinin)
 b.  Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumalin)
1)      Hormon Auksin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Fritz Went (peneliti asal belanda)
Objek penelitian : Rumput (Avena sativa)
Hasil penelitian : mengekstraks zat pengatur fototropisme pada tumbuhan rumput
Kesimpulan : auksin banyak diproduksi di jaringan meristem. Kadar auksin dipengaruhi oleh cahaya matahari, dan auksin mempengaruhi percepatan pembelahan sel pada daerah meristem apikal
Struktur auksin yang paling dikenal adalah IAA (Indol Acetik acid), yang mirip dengan asam amino triptophan. Aktivitasnya dihambat oleh cahaya matahari. Auksin disintesis di meristem apikal, daun-daun muda dan biji. Fungsi hormon auksin yaitu, merangsang pemanjangn sel pada daerah titik tumbuh, merangsang pembentukkan akar, merangsang pembentukkan buah tanpa biji (partenokarpi), merangsang differensiasi jaringan pembuluh, merangsang absisi (pengguguran pada daun) dan berperan dalam dominansi apikal.
2)      Hormon Giberelin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Ewiti. Kurosawa
Objek penelitian : Tanaman padi (Oryza sativa) yang terkena penyakit foolish seedling (tanaman pucat dan luar biasa panjang) dan jamur Gibberella fujikuroi
Hasil penelitian : mengisolasi giberelin dari jamur Gibberella fujikuroi, yang diberi nama giberelin (GA/Giberelic acid)
Kesimpulan : pemanfaatan giberelin secara umum menyebabkan pertumbuhan raksasa
Fungsi giberelin adalah merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel, merangsang perkecambahan biji, memecah dormansi biji dan merangsang pembungaan dan pembuahan.
3)      Hormon Sitokinin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Van Overbeek
Objek penelitian : pertumbuhan embrio dan air kelapa muda
Hasil penelitian : mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel (sitokinesis) yang disebut kinetin
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan : pemanfaatan sitokinin secara umum menyebabkan pertumbuhan tunas-tunas samping (lateral) sehingga tanaman menjadi rimbun
Fungsi sitokinin bersama auksin dan giberelin adalah merangsang pembelahan dan pemanjangan sel, menghambat dominansi apikal oleh auksin, merangsang pertumbuhan kuncup lateral, merangsang pemanjangan titik tumbuh, mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio, merangsang pembentukan akar cabang, menghambat pertumbuhan akar adventive, menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun.
4)      Hormon Asam Absisat (ABA)
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : P.F. Wareing dan F.T. Addicott
Objek penelitian : buah kapas
Hasil penelitian : Mendorong terjadinya perontokkan (absisi) pada tumbuhan
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan : hormon yang menyebabkan kerontokan ada saun dan buah
Fungsi hormon Asam Absisat (ABA) adalah mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah titik tumbuh, memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan air, membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan, mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel bahkan menghentikannya, memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen dan memacu dormansi biji agar tidak berkecambah.
5)      Hormon Gas Etile
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : R. Gene (1934)
Objek penelitian : buah yang masak
Hasil penelitian : Gas etilen mempercepat pemasakan buah
Jenis : hormon tumbuhan yang berbentuk gas
Kesimpulan : Pembentukkan gas etilen dipengaruhi oleh O2 dan dihambat oleh CO2
Fungsi hormon gas etilen adalah mempercepat pematangan buah, menghambat pemanjangan akar, batang dan pembungaan, menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dann tebal, merangsang proses absisi, interaksi antara etilen dengan auksin memacu proses pembungaan dan interaksi antara etilen dengan giberelin mengontrol rasio bunga jantan dengan bunga betina pada tumbuhan monoceus.
6)      Hormon Luka/Kambium luka/Asam Traumalin
Hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan penutupan bagian yang luka. Vitamin B12 (riboflavin), piridoksin (vit. B6) asam ascorbat (vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin berperan sebagai kofaktor.
7)      Hormon Kalin
Dihasilkan pada jaringan meristem. Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan Jenisnya adalah:
·        Fitokalin : memacu pertumbuhan daun
·        Kaulokalin: memacu pertumbuhan batang
·        Rhizokalin: memacu pertumbuhan akar
·        Anthokalin: memacu pertumbuhan bunga dan buah
Florigen hormon tumbuhan yang khusus merangsang pembentukan bunga.
2.      Faktor Eksternal
a)      Unsur Hara
Kebutuhan unsur hara untuk proses pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut.
1)      Unsur makro
2)      Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak: C, H, O, N, S, P K, S, Ca, dan Mg
3)      Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit: Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, Cl dan Ni
4)      Unsur karbon diambil tumbuhan dalam bentuk CO2
5)      Unsur hidrogen diambil tumbuhan dalam bentuk H2O
6)      Oksigen diambil tumbuhan dalam bentuk CO2, H2O dan O2
7)      Unsur C, H, dan O merupakan unsur utama penyusun Karbohidrat, lemak dan protein.
Gejala kekurangan unsur hara disebut defisiensi.
b)      Suhu
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang baik untuk pertumbuhan adalah suhu optimum. Pertumbuhan dan perkembangan akan terhambat bila berada pada suhu minimum dan maksimum. Vernalisasi adalah peningkatan perkecambahan atau pembungaan oleh suhu rendah. Istilah vernalisasi diperkenalkan oleh Trofim Denisovich Lysako tahun 1920.
c)      Kelembaban
Kelembaban tanah dan kelembaban udara mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanah yang lembab dan udara yang kering mempercepat pertumbuhan dan perkembangan.
d)      Cahaya
Cahaya (merah, biru, nila dan violet) berperan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis. Pertumbuhan kecambah ditempat yang teduh akan berlangsung cepat, tetapi abnormal. Daun tanaman yang terkena cahaya lebih kecil dan mesofilnya lebih tebal dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya. Stomata tanaman yang terkena cahaya ukurannya kecil dengan jumlah yang banyak dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya
 Akar tanaman yang terkena cahaya lebih lebat dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.
Efek fotoperiodisme, merupakan respon tumbuhan terhadap panjang pendek sinar matahari. Fotoperiodisme pada tumbuhan dikendalikan oleh fitokrom (Sterling B. Hendrik). Berdasarkan respos tumbuhan terhadap panjang pendeknya waktu penyinaran, tumbuhan dibedakan atas:
1)      Tumbuhan hari pendek (short day plant)
Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari kurang dari 12 jam.
2)      Tumbuhan hari panjang (long day plant)
Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari lebih panjang dari 12 jam.
3)      Tumbuhan hari netral (neutral day plant)
Tumbuhan yang berbunga tidak dipengaruhi oleh panjang pendeknya penyinaran matahari.
e)      Air
Air merupakan senyawa yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Air sebagai pelarut unsur hara dalam tanah, dan memelihara temperatur tanah. Pertumbuhan berlangsung efektif pada malam hari, karena kandungan air dalam tumbuhan lebih tinggi dari pada siang hari.
f)        pH
pH sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Pada kondisi pH normal, kandungan unsur-unsur yang diperlukan seperti Ca, Mg, P dan K cukup tersedia. pH asam memiliki kandungan unsur Al, Mo, Zn yang dapat meracuni tumbuhan.




BAB III
METODE PENELITIAN
A.   Jenis Penelitian
       Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Sebab dalam memperoleh data penelitian, kami melakukan percobaan langsung untuk membandingkan laju pertumbuhan kecambah yang direndam dengan media air murni dan pertumbuhan tanaman kacang merah di tempat yang memiliki intensitas cahaya tinggi dan rendah.
B.  Waktu Penelitian
                Penelitian dilaksanakan dari tanggal 22 Juli 2012 sampai tanggal 4 Agustus 2012 di rumah Saudara Ashari Refiandi,  pengambilan data dilaksanakan tanggal 5 Agustus 2012 di rumah Ashari Refiandi.

C.  Langkah Kerja
                1. Langkah Kerja untuk biji kacang merah dan tomat
a.       Rendam Biji Kacang merah dan tomat dalam air selama ± 7 Jam.
b.      Memilih Biji kacang merah dan tomat yang berkualitas baik
c.       Menyiapkan tanah didalam 4 buah pot
d.      Tabur biji kacang merah tersebut, sebuah pot di letakan di tempat yang terang dan sebuah pot ditempat yang gelap
e.      Tabor juga biji tomat kedalam 2 pot yang berbeda, sebuah pot diletakan di tempat yang terang dan sebuah pot ditempat yang gelap
f.        Hitung jumlah pertambahan tinggi kecambah kacang merah dan tomat tersebut tiap hari hingga hari ke-6




Bab IV
HASIL PENELITIAN

Hari
Kacang Merah
Tomat

Tempat Terang
Tempat Gelap
Tempat Terang
Tempat Gelap
1
-
-
-
-
2
0.2
0.9
0,7 Cm
2,5 Cm
3
0.6
2.6
1,4 Cm
4,8 Cm
4
1.2
4.9
3,5 Cm
7,1 Cm
5
1.6
6.4
5,8 Cm
9,2 Cm
6
2.0
7.5
7,5 Cm
11,4 Cm

               
Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada pertumbuhan kacang merah dan tomat yang diletakkan pada tempat yang terang dan tempat yang gelap. Pertumbuhan tanaman kacang merah dan tomat di tempat yang gelap lebih pesat jika dibandingkan dengan tanaman kacang merah di tempat yang terang. Berdasarkan dua hasil penelitian di atas, maka perbandingan laju pertumbuhan tinggi antara tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya kurang (tampat gelap) dengan tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup (tmpat terang) adalah 23,04:6,5.
Hal ini dikarenakan kecambah yang disinari matahari pertumbuhannya akan terhambat karena adanya kepekaan hormon auksin yang peka terhadap matahari sedangkan kecambah yang tidak disinari matahari pertumbuhannya akan sangat cepat dikarenakan oleh kerja hormon auksin yang tidak dipengaruhi oleh matahari. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung kecambah tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.
Untuk kecambah yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat. Selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman kecambah yang diletakkan di tempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan kecambah yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kacang tanah khususnya kacang merah di antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk proses perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.
Perkecambahan dipengaruhi oleh hormon auksin, jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok. Hal itu disebabkan karena hormon auksin sangat peka terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auksin yang aktif secara merata ketika terkena cahaya. Sehingga dihasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas.

























BAB V
PENUTUP

A.   Kesimpulan
                Berdasarkan hasil analisis data, pertumbuhan kecambah kacang merah di tempat yang gelap lebih cepat dari pada di tempat terang dengan perbandingan 23,04:6,5. Hal ini disebabkan oleh cahaya matahari menonaktifkan kerja hormon auksin yang berperan dalam proses pemanjangan sel. Namun kecambah yang tumbuh di tempat gelap, daunnya berwarna kuning pucat karena kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang. Tanaman tidak melakukan fotosintesis di tempat yang gelap, namun mengalami etiolasi, yaitu tumbuhan yang menjadi tumbuh dengan cepat tetapi menjadi kurus dan tidak mengalami perkembangan daun, karena kekurangan cahaya matahari. Sebaliknya dalam keadaan banyak cahaya, auksin mengalami kerusakan sehingga tumbuhan tumbuh lebih pendek. Di tempat terang, tanaman tumbuh secara normal karena melakukan proses fotosintesis.